Penelitian kulitatif terhadap kepemimpinan/leadership dari Direktur Utama PT. TIJA Taman Impian Jaya Ancol) telah dilakukan dengan pendekatan yang didasarkan atas EFE (Evaluasi Faktor Eksteral), EFI (Evaluasi Faktor Internal), dan CP (Competitive Profile) di perusahan PT. TIJA Taman Impian Jaya Ancol), kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam/indepth-interview terhadap subjek penelitian sebagai rujukan pembobotan dengan mekai tool/instrument Criterium Decision Plus Student Version. Pertanyaan di dalam wawancara mendalam/indepth-interview yang diajukan adalah sebagai berikut:
(1) Pertanyaan:
- Pada saat mendapatkan tawaran untuk menjadi Direktur Utama PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol), bagaimana kondisi perusahaan pada saat itu?
- Tantangan apa yang anda rasakan?
- Tahapan apa saja yang anda lakukan?
Jawaban:
Pada tahun 2002 ketika saya, Budi Karya ditunjuk sebagai Direktur Utama PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol), menurut saya saat itu PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) adalah sebuah bisnis yang potensial dan besar. Baik secara nilai ideal, sosial, maupun bisnis. Taman Impian Jaya Ancol diciptakan berdasarkan pemikiran yang sangat visioner oleh para pendahulunya, namun dalam kenyataannya saat itu kondisi bisnisnya masih belum optimal, termasuk didalam manajemen terdapat banyak permasalahan.
Tantangan yang muncul saat itu adalah ketika menyadari bahwa para pemegang saham: (1) Pemda DKI; dan (2) PT. PJA(Pembangunan Jaya Ancol) dengan gaya manajemen terdahulunya, berpedoman bahwa SBU (strategic business unit) PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) adalah sebuah Cost center. Yaitu yang dimaksudkan adalah disamakan sebagai pusat biaya untuk unsur sosial bagi pemenuhan kebutuhan kesejahteraan masyarakat DKI. Sementara manajemen baru dibawah kepemimpinan saya berpedoman bahwa SBU (strategic business unit) PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) adalah sebuah Profit Center. Yaitu menjadikan bisnis PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) sebagai wilayah potensial yang dikelola dengan cara profesional dan diharapkan pada akhirnya juga dapat menyejahterakan masyarakat DKI secara berkelanjutan (sustainability). Jadi solusi saya adalah dengan cara mengubah Pola pikir/mind set dan budaya kerja/work culture para karyawan.
Secara gradual tahapan perbaikan yang dilakukan dimulai dengan: (1) sharing atau diskusi untuk berbagi pendapat serta pengalaman bersama manajemen guna menyatukan persepsi; (2) restrukturisasi dan rasionalisasi organisasi perusahaan, yaitu dalam wilayah SDM/sumber daya manusia, bilamana karyawan terlalu banyak harus dikurangi, serta (3) revitalisasi bisnis dengan cara mengevaluasi semua bidang usaha. Dalam hal ini adalah dengan cara mengidentifikasikan bidang usaha mana yang masih menguntungkan dan mana yang tidak lagi menguntungkan, kemudian di’suntik’ lagi permodalannya bagi yang masih potensial. Bagi yang tidak menguntungkan diberhentikan atau dijual ke pihak lain (spin off); termasuk didalamnya ketika (4) Pada tahun 2004 dilakukan upaya go public sehingga perusahaan menjadi berstandar dunia, profesional dan akan dipantau oleh pemegang saham publik. (5) Pada Tahun 2005 dilakukan repositioning, dengan diberlakukan logo baru, strategi baru dan budaya perusahaan secara keseluruhan baru.
PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) Tbk dibawah kepemimpinan saya, Budi Karya harus membuat Visi dan Misi yang jelas serta agenda program kerja jangka pendek dan jangka panjang yang baik, sistematis, efisien, efektif dan transparan.
(2) Pertanyaan:
- Bagaimana anda memandang persaingan usaha saat itu?
- Langkah antisipasi apa saja yang telah anda persiapkan?
- Apa saja upaya yang telah anda lakukan agar PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) berhasil muncul sebagai pemenang?
Persaingan kami anggap sebagai suatu manfaat dan hal yang sangat dibutuhkan. Budi Karya memberikan ilustrasi dengan perbandingan sebagai berikut:
- Didalam sebuah perlombaan lari. Hasil yang didapat akan berbeda jika perlombaan dilakukan secara normal/ kita berlari sendirian. Lalu kemudian dibandingkan ketika kita lomba berlari adu cepat dengan para pesaing namun dibelakangnya ada anjing galak/gila yang mengejar. Pasti hasilnya akan berbeda, karena yang ada anjing galak/gila dibelakang kita, hal-hal spektakuler yang sebelumnya dianggap tidak mungkin dapat menjadi keniscayaan. Pemimpin yang baik harus mampu mengondisikan itu dan rajin melakukan penelitian, observasi serta memberikan motivasi dan dukungan moril maupun materil yang kuat kepada para karyawannya. Sehingga pada akhirnya dapat menciptakan karyawan yang profesional, sensitif, inisiatif, kreatif, bertanggung jawab dan berdaya saing tinggi.
Turn over karyawan yang rendah justru dianggapnya sebagai kelemahan, karena karyawan merasa berada di zona nyaman/comfort zone, menjadikan mereka tidak tertantang. PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) dapat melakukan pendapatan/penghasilan yang lebih baik dengan melakukan lompatan yang jauh (quantun leap). Bila sejak 5 tahun lalu melakukan ekstensifikasi usaha, semisal PT. TIJA sudah ada di kota Medan, tentu hal tersebut dapat menjadi sebuah keniscayaan. Pada tahun 2010 sekarang ini baru terlaksana disatu tempat saja yaitu di Hanoi Selatan, Vietnam. Rencana berikutnya yang sedang dalam proses adalah berlokasi di: (1) Kalimantan Barat; (2) Surabaya, dan (3) Medan.
Selain melakukan diversifikasi, manajemen perusahaan juga melakukan intensifikasi usaha, atau beralih ke bisnis lain namun masih dalam koridor yang sama, semisal: (1) produk air minum dengan cara river osmosis (bahan bakunya dari air laut menjadi air minum); (2) sumber energi gas yang dapat me-supply listrik; dan ekstensifikasi bisnis yang berada agak diluar core competence-nya berupa (3) pembangunan jalan tol.
(3) Pertanyaan:
- Apakah anda sepakat bahwa core bisnis PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) adalah
di bidang property-tainment?
- Bagaimana menurut anda prospek/orientasinya kedepan?
Jawaban:
PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) dibawah kepemimpinan saya, Budi Karya mencanangkan Ancol Spectakuler, dan edutainment menjadi core competence PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) nya. Maka jelas core business PT.TIJA di bidang property dan entertainment yang lalu menjadi property-tainment mempunyai fokus pada unsur edukasi, yang dikemas dengan cara: (1) kreatif; (2) inovatif: (3) atraktif; dan (4) menghibur. Semua wahana yang ada di Taman Impian Jaya Ancol mempunyai elemen utama entertainment yang melekat/embedded pada properti tersebut. Sehingga menciptakan: (1) keunikan; (2) nilai tambah; dan (3) meningkatkan sales.
(4) Pertanyaan:
- Sejauh mana nama besar Ciputra mempengaruhi PT. TIJA (Taman Impian Jaya
Ancol)?
- Sejauh mana keterlibatan Ciputra pada PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol)?
Jawaban:
Dalam PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) diwaktu belakangan ini, keteterlibatan Ciputra secara fisik maupun profesional relatif sudah tidak lagi secara total/intensif. Dikarenakan Ciputra secara pribadi diusia emasnya sedang berkonsentrasi dalam banyak kegiatan sosial kemasyarakatan semisal: (1) mengurus universitas dibawah yayasannya; dan (2) sosialisasi program entrepreneurship. Pertemuan informal dilakukan Budi Karya secara rutin dengan Ciputra sebanyak dua bulan sekali pertemuan. Ciputra dikenal luas sebagai pribadi yang sangat konsisten dalam hal ikut campur dengan manajemen professional yang telah dipilihnya. Ia tidak ingin terjadi kemungkinan dispute dikarenakan benturan kepentingannya secara pribadi/vested Interest sehingga dapat mengganggu kinerja PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol). Yang selama berada dibawah kepimpinan/leadership Budi Karya, manajemen PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) telah mampu membultikan: (1) bekerjakeras; (2) fokus pada tujuan; (3) meningkatkan kepuasan shareholders dan stakeholders; (4) professional; serta (5) mandiri. Walaupun demikian spirit, motivasi, kreatifitas, pola pikir dan kebanggaan dari Ciputra masih terasa hingga kini dalam diri pada setiap karyawan (terjadi proses internalisasi nilai yang sangat baik) dan diabadikan dalam SOP (standard operation procedure) serta budaya perusahaan/organizational culture di PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol).
(5) Pertanyaan:
- Mengapa anda mencanangkan core competence PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) bearada pada
bidang edutainment?
Jawaban:
Penentuan core competency pada edutainment di PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol), melalui sebuah proses diskusi yang sangat panjang. Dimana pada akhirnya diyakini dan disepakati konsep serta filosofi yang disebut sebagai edutainmemt center yang diharapkan mampu memenangkan persaingan kedepan dalam kurun waktu yang panjang serta berkelanjutan. Proses ini diakui oleh Budi Karya sebagai sebuah konsep berpikir yang out of the box, dalam artian diluar kebiasaan cara berpikir yang linier.
Out put dari konsep berpikir yang out of the box ini dapat terlihat pada produk di PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol), semisal: (1) terciptanya kolam apung di Wahana Atlantis. Pada kolam apung tersebut, para pengunjung dapat mengapung seakan berada di Laut Mati/Dead Sea Scroll di Jordania; diluar itu selain bermain-main (2) bila ke Samudra para pengunjung juga dapat mempelajari pelajaran fisika.
Demi menstimulasi/merangsang kreatifitas maksiimal, para karyawan PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol) diperbolehkan mempunyai ide-ide “gila” (wild ideas).
(6) Pertanyaan:
- Unsur apa saja yang dianggap paling penting dalam bisnis property-tainment di PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol)?
Jawaban:
Beberapa unsur penting didalam Property-tainment adalah: (1) kreatifitas; (2) inovasi; dan (3) etos kerja.
(7) Pertanyaan:
- Bagaimana menurut anda pengamatan serta pemahaman anda terkait potensi konsep
Bisnis property-tainment dimasa yang akan datang?
- Apakah property-tainment akan mampu menjadi trend baru?
Jawaban:
Dengan semakin meningkatnya tingkat sosial ekonomi, kualitas dan gaya hidup masyarakat di Indonesia, maka kedepannya konsep bisnis property-tainment diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin maju itu.
(8) Pertanyaan:
- Apakah anda sudah mempunyai rencana/mendisain proyek berkonsep property-tanment termutakhir di PT. TIJA (Taman Impian Jaya Ancol)?
Jawaban:
Melihat visi PT. PJA (Pembangunan Jaya Ancol) yang ingin “Menjadi perusahaan properti dan pengembang kawasan wisata terpadu, terbesar dan terbaik di asia tenggara yang memiliki jaringan terluas”, maka sesungguhnya bisnis Ancol telah terbukti mengikuti konsep pemikiran property-tainment, karena sasaran usaha adalah melakukan sinergi antara unsur: (1) pariwisata; dan (2) properti. PT. PJA (Pembangunan Jaya Ancol) telah mempunyai rencana kedepan melalui program “Ancol Spectakuler” dengan melalui tahapan program sebelumnya, yaitu; (1) Ancol Vibrant; dan (2) Ancol Excellent.
Saat ini kami sedang mengembangkan proyek Ecopark, yang mensinergikan unsur: (1) entertainment (2) edukasi; (3) properti; dengan (4) lingkungan. Ddiharapkan Budi Karya dan seluruh jajaran tim CEO-nya agar dapat diselesai tahun 2011 didepan.